Hiburan untuk Rasulullah Tentang Rizki yang Diberikan kepada Kaum Yahudi

“Dan janganlah kamu memandang dengan mata yang penuh iri hati kepada kenikmatan kehidupan dunia yang telah Kami berikan kepada berbagai golongan dari mereka, sebagai cobaan bagi mereka. Sesungguhnya rezeki yang diberikan oleh Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaahaa [20]: 131)

Didalam Tafsir At-Thabary dijelaskan: Allah Subhanahu Wa ta’ala memerintahkan Nabi Muhammad Shallalhu ‘alaihi wasallam agar tidak terpesona dengan keindahan dan kemewahan duniawi yang dinikmati oleh orang-orang kafir. Semua itu hanya kesenangan sementara yang diberikan sebagai ujian dan cobaan dari Allah. Rezeki dan nikmat yang dijanjikan Allah di akhirat jauh lebih baik dan kekal, tidak akan pernah lenyap seperti kesenangan duniawi yang fana.

Disebutkan bahwa ayat ini turun setelah peristiwa di mana Rasulullah Shallalhu ‘alaihi wasallam meminta pinjaman berupa makanan kepada seorang Yahudi, namun ditolak kecuali jika beliau menyerahkan barang jaminan terlebih dahulu. Hal ini membuat Rasulullah merasa sedih, kemudian ayat ini diturunkan untuk menghibur dan menguatkan beliau.

Diriwayatkan dari Abu Rafi’ bahwa ketika Rasulullah Shallalhu ‘alaihi wasallam meminta pinjaman kepada orang Yahudi itu tanpa menyerahkan jaminan, orang Yahudi berkata, “Aku tidak akan meminjamkannya kepadamu kecuali dengan barang jaminan.” Rasulullah Shallalhu ‘alaihi wasallam lalu bersabda, “Sesungguhnya aku adalah orang yang terpercaya di langit dan di bumi.” Kemudian beliau menyerahkan baju besinya sebagai jaminan. Setelah itu, ayat 131 dari surah Thaahaa diturunkan untuk menghibur dan menenangkan hati Rasulullah atas perlakuan buruk yang diterimanya.

Riwayat lain menceritakan bahwa ayat ini turun terkait peristiwa serupa di mana Rasulullah Shallalhu ‘alaihi wasallam meminta pinjaman makanan kepada orang Yahudi lain, namun ditolak kecuali dengan barang jaminan.

Ayat ini diturunkan untuk menghibur Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam yang merasa sedih akibat penolakan pinjaman dari orang-orang Yahudi yang menuntut barang jaminan. Allah menegaskan bahwa rezeki dan nikmat akhirat yang dijanjikan jauh lebih baik dan kekal dibandingkan kesenangan duniawi yang sementara.